Jumat, 19 Maret 2010

Pengalaman Ekspedisi P.Sempu-Malang-Jatim




Cagar Alam Pulau Sempu secara geografis terletak pada 112° 40′ 45″ - 112° 42′ 45″ bujur timur dan 8° 27′ 24″ - 8° 24′ 54″ lintang selatan. Pulau yang memiliki luas kurang lebih 877 hektar, berbatasan langsung dengan Selat Sendang Biru pada bagian utara dan dikepung Samudera Hindia di sisi bagian selatan, timur dan barat.Pulau Sempu memiliki empat ekosistem yakni ekosistem hutan mangrove, ekosistem hutan pantai, ekosistem danau dan hutan tropis dataran rendah. Sesuai penelitian beberapa ahli, iklim kawasan pulau Sempu termasuk tipe C dengan curah hujan rata-rata 2.132 mm per tahun. Musim hujan umumnya terjadi pada bulan Oktober dan April, sedangkan musim kemarau terjadi antara bulan Juli sampai September.
Di pulau Sempu terdapat lebih dari 223 jenis tumbuhan, dan 144 lebih jenis burung spesies baru dan mamalia dan hewan langka lainnya. Malah, di pulau itu masih ada macan Tutul serta 20 spesies Macan Kumbang. Akan tetapi selama kami berada di sana kami tidak menjumpai spesias( macan kumbang) ini , Untuk daerah malang selatan kami memulai perjalanan dari desa suka dono Kecamatan dampit,melewati Desa Sido rejo, desa glondong ,desa krajan tambak rejo dan pantai sendangt biru, di mana ekosistemnya terdiri dari ekosistem hutan gunung, ekosistem hutan pantai dan ekosistem dataran rendah jenis flora yang kami temui hampir keseluruhan sudah bukan hutan asli karena sudah di manfaatkan masyrakat untuk bertani kopi,dan kakao, sedangkan dari jenis fauna yang kami jumpai ada baebrapa jenis Aves dan bajing, mata pencaharian masyarakat setempat bertani dan ada bebrapa juga yang menjadi nelayan.



Penelitian
Penelitian dari tim PC, yang kami lakukan hanya pada Cagar Alam Pulau Sempu penelitian hanya sehari, sehingga tidak maksimal di sebabkan karena keterbatasan waktu Expedisi, berikut ini adalah hasil penelitian yang kami peroleh :


1. Pembentukan Segara anakan
segara anakan yang merupakan sebuah lagoon dengan adanya terumbu karang yg masih sangat muda. Menurut kami sebagai Tim Ekspedisi VII Pangea Cruiser yang melakukan perjalanan dan pengamatan pada daerah ini ada beberapa kemungkinan :
Ø Segara Anakan bias saja terbentukkarena adanya arus besar, yang dimana batu gamping mendapat hantaman ombak secara terus menerus sehingga membuat hancur dinding pantai yang pada dasarnya terdiri atas terumbu menjadi hancur dan tertembus oleh air, menyebabkan air laut masuk.
Ø Penyebab adanya sebuah cekungan yang hampir menyerupai Danau berguna sebagai tempat penampung air laut, bias jadi dikarenakan adanya struktur kekar yang terhantam dan tergerus terus menerus oleh air dengan data kekar
§ N222’E/67’
§ N218’E/69’
Yang terdapat pada didnding bagian barat Segara Anakan.

Adapun volume air pada Segara Anakan selalu berubah tiap waktu. Pada pagi hari 06.00-11.00 volume air di Segara Anakan cenderung stabil, tidak terlalu dalam dan surut, serta tidak terlalu berombak. Serta menampilkan pemandangan terindah dari Segara Anakan,karena pantulan sinar matahari. Memasuki pukul 11.00-14.00 volume air akan surut menjadi daratan, sehingga kita dapat melihat langsung terumbu muda yang ada di Segara Anakan serta menyentuhnya secara langsung. Sore hari suplai air di segara Anakan kembali meningkat perlahan-lahan, sampai akhirnya pada malam harinya terjadi pasang dengan ombak yang cukup kuat, dan berulang terus setiap harinya


2. Telaga lele
Telaga lele adalah telaga air tawar yang terletak di bagian timur laut Segara anakan, yang arah umumnya Utara – Selatan, pada telaga ini di kelilingi oleh vegetasi yang sudah berumur tua dan bebrapa diantaranya sudah tumbang (mungkin karena akarnya tidak dapat menembus batuan dasarnya) , bukan hanya itu di telaga ini juga kami temukan tumbuhan jenis hidra yang menghiasi air telaga tersebut, dari segi faunanya yang kami jumpai beberapa ikan salah satunya jenis Mujair yang anehnya kami tidak menjumpai ikan lele, di sekelilingnya kami jumpai monyet dan beberapa jenis Aves yang sedang minum serta memangsa ikan di telaga tersebut.

Untuk genesa (pembentukan) telaga lele kami masih mengalami kesulitan di sebabkan minimnya data yang kami perolehan, sebenarnya kami sangat ingin mengungkap mengapa sebuah telaga air tawar bisa terbentuk di sebuah pulau( Pulau sempu) yang notabene batuannya cenderung permeabel( yang meloloskan air),masalah lainnya seuplai airnya dari mana, kalau dari air hujan pasti sudah menguap kerena pada musim kemarau panjang airnya juga tidak kering, tetapi karena keterbatasan waktu kami, sehingga data yang kami peroleh tidak mencukupi untuk mengungkap hal tesebut, utuk itu mungkin masalah ini bisa di ungkap untuk expedisi mendatang atau untuk tesis penelitian selanjutnya


3. Pengembangan Pulau Sempu.
Pulau sempu adalah pulau yang sangat indah bahkan keindahannya mengalahkan keindahan di pulau bali (yang sangat populer di negarara kita) yang sangat berpotensi besar untuk di jadikan objek wisata lokal maupaun manca negara, akan tetapi kesadaraan untuk menjaga lingkungan dari wisatawan yang datang sangatlah minim, sehingga sanagat mempengaruhi ekosistem sekitar karena sampah yang di buang. Beberapa jenis sampah yang umumnya di buang yaitu sampah an organik yang susah terurai, seperti plastik, botol – botol air mineral, beberapa di antaranya sampah organik yang membutuhkan waktu lama untuk terurai,seperti jenis dus( karton) air mineral gelasan atau kertas bungkusan makanan yang sudah di bawa oleh pengunjung dari luar Pulau. Jika hal ini di lakukan terus menerus maka ekoskistem yan ada pada pulau sempu akan tertanggu dan kesannya sudah bukan sebagai daerah cagar alam tetapi daerah pariwisata
Oleh sebab itu kami menghimbau kepada pihak BKSDA Cagar alam Pulau sempu agar lebih menertibkan wisatawan yang masuk, dan ijin untuk masuk pulau sempu di persulit agar ke asrian pulau sempu tetap terjaga sebagai surganya pulau jawa,